Menilik Untung Jualan Sayur Keliling Ketika Musim Orang Sakit Dekat Cuan
Tulisan ini Mas Topik buat hanya untuk intermezo saja karena tertarik tentang pengakuan naiknya keuntungan dari tukang jualan sayur keliling disaat musim wabah corona seperti sekarang.
Dengan maraknya wabah corona yang menyebabkan pemerintah membuat aturan work from home atau isolasi mandiri dengan jangan berkumpul atau berpergian, artinya akan memberikan efek penurunan keuntungan pada usaha atau toko yang menetap.
Ambil contoh saja sebuah market modern yang menjual sayuran kemasan, karena aturan tetap dirumah saja sudah jelas akan mengalami penurunan pembeli. Disamping mengikuti aturan, yang jelas pembeli juga takut akan terjangkit virus.
Disisi lain justru terlihat tukang jualan sayur keliling lebih sumringah karena mendapatkan banyak pembeli daripada waktu biasa.
Melihat kondisi di sekitar tempat tinggal Mas Topik sendiri yang kebanyakan penduduknya berangkat pagi sekitar jam 6 untuk bekerja, tukang jualan sayur keliling harus berpindah dari satu titik ke titik yang lain untuk menjual dagangannya.
Dengan kondisi seperti saat artikel ini ditulis, work from home dan aturan stay dirumah saja sudah diberlakukan sehingga sekolah sekolah libur dan banyak perusahaan mengurangi jam kerjanya.
Akhirnya setiap hari hampir semua orang di sekitar tempat tinggal Mas Topik masih berada dirumah sebelum pukul 9 pagi. Disanalah tukang jualan sayur keliling mendapatkan pasarnya sendiri.
Ternyata hampir 90% orang orang tidak pergi ke pasar tradisional ataupun modern market untuk berbelanja karena khawatir tertular virus corona. Dan tentu saja tukang jualan sayur keliling menjadi opsi terakhir agar ibu rumah tangga tetap dapat memasak.
Tukang jualan sayur keliling yang biasa kerumah Mas Topik untuk menawarkan sayur harian sudah jarang terlihat, sekalinya terlihat mengaku kalau di masa wabah seperti ini justru dagangannya lebih cepat habis daripada hari hari biasa.
Setelah bertanya tanya lebih banyak, menurut pengakuan dari abang tukang jualan sayur keliling tersebut ternyata sehari bisa 2 kali pulang pergi mengisi penuh armada dagangannya.
Hal seperti ini berlaku untuk jualan keliling entah menggunakan sepeda motor ataupun mobil box. Tak hanya tukang jualan sayur kelililing, tukang jualan ikan segar keliling pun menuturkan kondisi yang hampir sama, intinya pembelian melonjak dimasa stay at home ini.
Ketika masa senggang yang tidak terdapat gejala gejala apapun sehingga orang orang bisa leluasa keluar untuk mencari dan membeli sesuatu dengan harga termurah berbanding terbalik dengan adanya masa virus seperti ini.
Mereka yang berbasis usaha pesan antar atau keliling mendapatkan rejekinya sendiri, walaupun dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan pasar konvensional, si pembeli malah berada diposisi tidak bisa memililih mana yang lebih murah.
Intinya dari kisah abang tukang jualan sayur keliling saja bisa dilihat kalau usaha atau bisnis itu dinamis dan bukanlah statis, metode promo, metode transaksi terbaik harus mampu beradaptasi dengan kondisi yang terjadi di lapangan.
Dengan maraknya wabah corona yang menyebabkan pemerintah membuat aturan work from home atau isolasi mandiri dengan jangan berkumpul atau berpergian, artinya akan memberikan efek penurunan keuntungan pada usaha atau toko yang menetap.
Ambil contoh saja sebuah market modern yang menjual sayuran kemasan, karena aturan tetap dirumah saja sudah jelas akan mengalami penurunan pembeli. Disamping mengikuti aturan, yang jelas pembeli juga takut akan terjangkit virus.
Disisi lain justru terlihat tukang jualan sayur keliling lebih sumringah karena mendapatkan banyak pembeli daripada waktu biasa.
Melihat kondisi di sekitar tempat tinggal Mas Topik sendiri yang kebanyakan penduduknya berangkat pagi sekitar jam 6 untuk bekerja, tukang jualan sayur keliling harus berpindah dari satu titik ke titik yang lain untuk menjual dagangannya.
Keuntungan Berpihak ke Tukang Jualan Sayur Keliling
Dengan kondisi seperti saat artikel ini ditulis, work from home dan aturan stay dirumah saja sudah diberlakukan sehingga sekolah sekolah libur dan banyak perusahaan mengurangi jam kerjanya.
Akhirnya setiap hari hampir semua orang di sekitar tempat tinggal Mas Topik masih berada dirumah sebelum pukul 9 pagi. Disanalah tukang jualan sayur keliling mendapatkan pasarnya sendiri.
Ternyata hampir 90% orang orang tidak pergi ke pasar tradisional ataupun modern market untuk berbelanja karena khawatir tertular virus corona. Dan tentu saja tukang jualan sayur keliling menjadi opsi terakhir agar ibu rumah tangga tetap dapat memasak.
Tukang jualan sayur keliling yang biasa kerumah Mas Topik untuk menawarkan sayur harian sudah jarang terlihat, sekalinya terlihat mengaku kalau di masa wabah seperti ini justru dagangannya lebih cepat habis daripada hari hari biasa.
Setelah bertanya tanya lebih banyak, menurut pengakuan dari abang tukang jualan sayur keliling tersebut ternyata sehari bisa 2 kali pulang pergi mengisi penuh armada dagangannya.
Hal seperti ini berlaku untuk jualan keliling entah menggunakan sepeda motor ataupun mobil box. Tak hanya tukang jualan sayur kelililing, tukang jualan ikan segar keliling pun menuturkan kondisi yang hampir sama, intinya pembelian melonjak dimasa stay at home ini.
Kesimpulannya untuk Jualan Sayur Keliling
Rasanya ada ketertarikan sendiri melihat dan mengamati bahwa suatu kondisi di tengah wabah virus corona sekalipun ternyata sub bisnis dan usaha bisa menemukan jalannya sendiri.Ketika masa senggang yang tidak terdapat gejala gejala apapun sehingga orang orang bisa leluasa keluar untuk mencari dan membeli sesuatu dengan harga termurah berbanding terbalik dengan adanya masa virus seperti ini.
Mereka yang berbasis usaha pesan antar atau keliling mendapatkan rejekinya sendiri, walaupun dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan pasar konvensional, si pembeli malah berada diposisi tidak bisa memililih mana yang lebih murah.
Intinya dari kisah abang tukang jualan sayur keliling saja bisa dilihat kalau usaha atau bisnis itu dinamis dan bukanlah statis, metode promo, metode transaksi terbaik harus mampu beradaptasi dengan kondisi yang terjadi di lapangan.